Antara Hujan dan Kenangan

kalian  percaya?  bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu sesuatu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.
...Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama ke dalam beribu-ribu rintik hujan "aku ingin hari depanku selalu bersamamu".
Di setiap masa nampaknya selalu ada saat yang tak mudah untuk berbicara, tapi tidak gampang untuk diam. Kita tidak tahu pasti bagaimana persisnya kata-kata akan diberi harga, dan apakah sebuah isyarat akan sampai. Di luar pintu, pada saat seperti ini, hanya ada mendung, atau hujan, atau kebisuan, mungkin ketidakacuhan. Semuanya teka-teki. 

Aku hanya ingin dicinta seperti kopi yg tampil apa adanya tanpa pemanis dan warna yg menarik untuk membuatmu tertarik.

Yang senja pembuka malam ditemani hujan, maukah kau menggiring malam yg sunyi ini? Agar tiada lagi halang menahan rindu akan cerita,tawa dan kopi.

Ternyata benar suara hujan mampu menyiratkan kembali kenangan, untung saja kopi malam ini ini menguatkan keyakinan akan keikhlasan melepaskan.

Senja tak pernah salah. Hanya kenangan yang kadang membuatnya tersalahkan. Dan pada senja, akhirnya kita mengaku kalah.

Ada banyak tentang senja yang ingin kutulis kerana telah banyak juga senja yang kulalui dalam hidup ini.Entah jika dapat kutulis tentang semua senja-senja yang terlewati – entah berapa ribu kata, sedang senja itu hadir hanya seketika sebelum dibungkus gelap malam. 

Ruang di kolong langit itu, 
kenangan yang aku tak inginkan lagi ia datang melintas sepi.
Tapi ketika pun kaki ini melangkah menemukannya, kenapa hati ini lantas tersenyum?

Kau tahu kenapa aku sering mengenangmu kala malam?
karena malam selalu bisa menyihir hati untuk lebih jujur. 

Jika kelak kau punya waktu luang, kukirimkan kau sekotak kenangan.
Juga beberapa pertanyaan ringan.
Apa kabar kamu disana?” 

kau adalah kenangan yang tak mampu untuk kubuang.